Ilmu Sosial Dasar Tugas 3
“Kisah haru bocah 10 tahun rela putus
sekolah demi merawat ibunya”.

Ardiansyah bocah asal Dusun
Kedung, Desa Kandangrejo, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan. rela putus
sekolah demi mendampingi ibunya. Perjuangan Ardiansyah untuk merawat ibunya
yang sakit membuat trenyuh siapapun yang melihatnya. Di saat teman-teman
sebayanya sibuk bermain dan belajar, ia justru dihadapkan dengan kenyataan
lain. Ia harus merawat ibunya, Fitri Wulandari (26) yang terkulai lemas karena
lumpuh yang dideritanya sejak lima tahun terakhir. Bahkan, Ardiansyah rela
putus sekolah demi merawat ibundanya. Sebelumnya, Ardi pernah bersekolah dan
memutuskan tak melanjutkan pendidikan lagi karena tak tega melihat kondisi
ibunya. Ia sedih melihat ibunya setiap pagi hingga sore seorang diri tanpa bisa
memenuhi kebutuhannya, layaknya ibu normal lainnya. Bocah yang sempat mengenyam
sekolah hingga kelas V SD ini sebenarnya sudah mencoba bertahan belajar di
sekolah. Namun ia ternyata tak mampu membagi waktu antara sekolah dengan
merawat ibunya Terutama saat ia ditinggal ayahnya, Puryanto (38) yang bekerja
sebagai buruh tani di desanya. Ardi, yang saat itu masih sekolah bertugas menggantikan
melayani kebutuhan ibunya. Mulai menyuapi, memberi minum bahkan membersihkan
tubuh ibunya usai buang air maupun BAB. Ardi melakukannya setiap jam istrirahat
sekolah. Ia pulang sebentar untuk menyuapi dan memberi minum ibunya. "Tidak
punya sepeda, jadi pulang dan balik ke sekolah pada jam istirahat ya jalan
kaki, kadang berlari," ungkap Ardi. Namun akhirnya Ardi tak kuat secara
fisik dan merelakan dirinya tidak bersekolah demi merawat ibunya. "Tidak
tega meninggalkan ibu sendirian di rumah. Semester terakhir kelas lima sudah
tidak pernah masuk," kata Ardiansyah. Kalau pagi, kebutuhan menyuapi makan
ibunya masih bisa dibantu sang ayah sebelum berangkat bekerja serabutan.
Pada siang hingga sore,menjadi
tanggungjawab Ardi setiap ditinggal Puryanto keluar bekerja, kalau ada warga
yang membutuhkan tenaganya. Ardi sebenarnya masih punya satu saudara, tapi tidak
tinggal serumah dengannya. Satu anak Puryanto diasuh kerabatnya yang masih tinggal
satu desa di Kandangrejo. Puryanto, warga Dusun Kedung, Desa Kandangrejo,
Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan mendampingi istrinya bersama anaknya
saat tak ada panggilan sebagai buruh tani. Puryanto mengakui, ia tidak putus
asa mengobatkan istrinya, meski tidak lagi memiliki uang untuk biaya pengobatan.
Sejumlah kambing peliharaannya telah dijual untuk biaya terakhir pengobatan
istrinya. "Saya sudah tidak mampu membawa istri berobat, karena sudah
tidak punya apa-apa lagi," ungkap Puryanto. Penghasilan buruh tani hanya
cukup untuk kebutuhan makan keluarga mengingat tidak setiap hari pekerjaan
tersebut ada. Menurut Puryanto, ia tidak bisa melarang anaknya yang tak mau sekolah
lagi demi merawat ibunya. Ardi sebenarnya masih semangat menuntut ilmu. Karena
keadaan inilah yang membuat Ardi memutuskan tidak mau melanjutkan sekolah.
“Faktor Biologis Terhadap Kasus
Kekerasan Dan Pelecehan Seksual Terhadap Anak-Anak”.
Kasus kekerasan dan pelecehan
seksual terhadap anak-anak terjadi di Surabaya. Hery Dri Handoko (52) tega
mencabuli 8 anak perempuan yang masih tetangganya sendiri. Warga Banyu Urip Lor
Sawahan, Surabaya, ini mencabuli anak berusia 7-8 tahun sudah sejak 2015 lalu.
Aksi bejat Hery baru terbongkar setelah Unit Perlindungan Perempuan dan Anak
(PPA) Polrestabes Surabaya mendapat laporan dari orangtua korban.
Faktor biologis yang biasa anak
alami pada saat mendapatkan kekerasan dan pelecehan seksual yaitu sebagi
berikut :
1. Depresi
Gangguan mood yang terjadi ketika perasaan yang
diasosiasikan dengan kesedihan dan keputusasaan terus terjadi berkelanjutan
untuk jangka waktu yang lama hingga mengganggu pola pikir sehat.
2. Disosiasi
Disosiasi adalah salah satu dari banyak mekanisme pertahanan
yang digunakan otak untuk mengatasi trauma kekerasan seksual. Banyak pakar
percaya bahwa disosiasi ada pada sebuah spektrum.
4. Hypoactive sexual desire disorder
Kondisi medis yang menandakan hasrat seksual rendah. Kondisi
ini juga umum disebut apatisme seksual atau keengganan seksual.
5. Dyspareunia
Dyspareunia adalah nyeri yang dirasakan selama atau setelah
berhubungan seksual. Kondisi ini dapat menyerang pria, namun lebih sering
ditemukan pada wanita.
“Faktor Sosiologis Siswa Sekolah
Terhadap Kasus Bullying Kepada Gurunya di Kendal”.
Guru mata pelajaran Gambar Teknik Otomotif SMK NU 03
Kaliwungu Kendal itu sudah bertemu dengan wali murid yang bersangkutan. Selain
itu dia juga didatangi Bupati Kendal, Mirna Anissa dan perwakilan dari Dinas
Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
Joko memang sudah tidak mau berbicara banyak soal peristiwa
itu.
Faktor Sikologis yang terjadi kepada siswa tersebut
diantaranya :
· Pola asuh
orang tua
Pola asuh orang tua atau kondisi keluarga yang tidak
komunikatif dapat menjadi pemicu tindakanbullying. Remaja mengalami masa
perubahan yang tidak mudah. Perubahan dari anak-anak menjadi dewasa merupakan
kondisi yang tidak nyaman bagi mereka dengan begitu banyaknya perubahan fisik
yang mereka alami.
· Lingkungan
Lingkungan menjadi faktor yang paling berperan. Jika remaja
hidup dalam lingkungan yang banyak memberikan contoh negatif, seperti ketika
ada seseorang yang dibully dibiarkan, ditonton, atau bahkan disoraki, dapat
membuat perilaku ini menguat dan berulang.
Sumber :